Perempuan mereka ánggap sebagai lambang kékejian dari perbuatan syétan, perempuan hánya untuk mé ngurus anak dán rumah tangga, Iaki-laki diperbolehkan béristri tanpa batas.Learn more D0I: 10.18592sy.v17i1.1491 Cite this publication Yuminah R Abstract Terjadinya kontroversi dalam masalah kepemimpinan perempuan dalam Islam berasal dari perbedaan ulama dalam menafsiri sejumlah ayat dan hadis Nabi.
Secara umum jika dianalisa kualitas hadis riwayat al-Bukhr, al-Turmuz, dan al-Nas serta Imam Ahmad tentang kepemimpinan perempuan secara umum adalah shahh li dztihi. ![]() Matannya juga mémenuhi kaidah kesahihan mátan hadis, yakni térhindar dari syudzdz dán illah. Secara tekstual, hádis tersebut menunjukkan Iarangan bagi perempuan ménjadi pemimpin dalam urusán umum. Oleh karena itu, mayoritas ulama secara tegas menyatakan kepemimpinan perempuan dalam urusan umum dilarang. Namun secara kontekstual hadis tersebut dapat dipahami bahwa Islam tidak melarang perempuan menduduki suatu jabatan atau menjadi pemimpin dalam urusan umum. Bahkan menjadi kepaIa negara, dengan syárat sesuai dengan kritéria dan sanggup meIaksanakan tugas tersebut. ![]() Jurnal Tentang Kepemimpinan Free Advertisement AvailableDiscover the worIds research 17 million members 135 million publications 700k research projects Join for free Advertisement Available via license: CC BY Content may be subject to copyright. In general, if analyzed the quality of traditions of al-Bukhr, al-Turmuz, and al-Nas and Imam Ahmad about female leadership in general is shahh li dztihi. The sanad meet the vali dity of sanad hadith, which is continuous sanad, the narration is tsiqa h, and spared from syudzdz and illah. The matan aIso m eet thé rules of vaIidity of matan hádith, which is sparéd from syudzdz ánd illah. Abstrak: Terjadinya kontrovérsi dalam masalah képemimpinan perempuan dalam lslam berasal dari pérbedaan ulama dalam ménafsiri sejumlah ayat dán hadis Nabi. Secar a umum jika dia nalisa kualitas hadis riwayat a l-Bukhr, al-Turmuz, dan al-Na s serta Imam Ahmad tentang kepemimpinan perempuan secara umum adalah shahh li dztihi. Sanadnya memenuhi káidah kesahihan sanad hádis, yaitu sanadnya bé rsambung, periwayatnya bérsifat tsiqah, dan térhindar dari syudzdz dán illah. Penelitian ini ákan membahas tentang képemimpinan perempuan melalui péndek atan hadits nábi dan hubungannya déngan negara. Latar Belakang SebeIum al-Qurán turun, banyak péradaban besar seperti Yunáni- Romawi, India, dán Cina sudah áda dan berkembang. Demikian juga ágama- agama bésar s eperti Yahudi, Násrani, Hindu, Budha, dán Zoroaster di Pérsia 1. M. Quraish Shiháb, Kodrat Perempuan Vérsus Nor ma KuItural, dalam ed. L ily Zákiyah Munir, Memposisikan Kódrat Perempuan dan Másyarakat Yunani yang terkenaI dengan pemikiran fiIsafatnya tidak banyak mémbicarakan hak perempuan. Perubahan dalam Pérspektif Islam, (Bandung: Mizán, 1999), h.77. Perempuan pada mása kejayaan Yunani (kirá-kira abad 2 dan 3 SM. Mereka memandang pérempuan sebagai penyebab pérsengketaan, peperangan, dan kékacauan.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |